Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan sahabat Nabi yang menjadi salah satu orang yang mendapat gelar Asabiqunal Awwalun yaitu orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Beliau juga mendapat gelar Ash-Shiddiq lantaran beliau lah orang yang membenarkan peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah.

Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau tanggal 8 Juni 632 M. Saat itu, Beliau berumur 63 tahun. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat Islam sempat kacau. Hal itu disebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon penggantinya secara pasti, dua kelompok yang merasa paling berhak dicalonkan sebagai pengganti nabi Muhammad SAW adalah kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Lanjutkan membaca “Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq”

Metode Pembelajaran Ceramah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Masalah

Agar tujuan dalam proses belajar mengajar dapat tercapai secara efektif dan efisien, keampuan seorang pendidik dalam menguasai materi saja tidaklah mencukupi. Disamping penguasaan materi, seorang pendidik juga harus memiliki kemampuan untuk mengelolah proses belajar mengajar dengan baik, yaitu melalui berbagai teknik atau metode penyampaian materi yang tepat dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerima materi.

Sebagaimana kita tahu, bahwa metode mengajar merupakan sasaran interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan sebuah metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran, serta kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Guru hendaknya cermat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar terutama yang banyak melibatkan siswa secara aktif. Belajar mengajar merupakan kegiatan yang komplek. Lanjutkan membaca “Metode Pembelajaran Ceramah”

Komponen – Komponen Kurikulum

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pengertian tentang kurikulum mempunyai dampak pada pengembangan dan juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi kurikulum. Karena setiap istilah dalam kajian ilmiah selalu didasari oleh konsep dan teori tertentu. Konsep dan teori inilah sebenarnya yang membawa dampak terhadap perencanaan, pengembangan maupun implementasi suatu kurikulum

kurikulum nasional mempunyai dampak yang nyata terhadap sistem pendidikan dan sistem sosial suatu negara. Demikian pula terjadi pada kurikulum sekolah dinegara kita. Karena dengan kurikulum dapat diupayakan tebentuknya kepribadian bangsa sesuai yang diidealisasikan. Lanjutkan membaca “Komponen – Komponen Kurikulum”

Pemikiran Filsafat Plato

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Konsepsi-konsepsi tentang kehidupan dan dunia yang kita sebut “filosofis” dihasilkan oleh dua faktor: pertama, konsepsi-konsepsi religius dan etis warisan; kedua, semacam penelitian yang biasa disebut “ilmiah” dalam pengertian yang luas. Kedua faktor ini mempengaruhi sistem-sistem yang dibuat oleh para filosof secara perseorangan dalam proporsi yang berbeda-beda, tetapi kedua faktor inilah yang, sampai batas-batas tertentu, mencirikan filsafat.

 

Filsafat, sebagaimana yang disampaikan Bertrand Russell, adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Semua pengetahuan yang definitif adalah termasuk sains, sedangkan semua dogma, yang melampaui pengetahuan definitif termasuk ke dalam teologi. Namun, di antara keduanya terdapat sebuah wilayah yang tidak dimiliki oleh seorang manusia pun, wilayah tak bertuan ini adalah filsafat.

Lanjutkan membaca “Pemikiran Filsafat Plato”

Andalan

sholat Makhtubah

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

  1. Latar Belakang

Sebagai seorang muslim tentunya ada kewajiban-kewajiban yang harus kita lakukan. Salah satu kewajiban tersebut berupa kewajiban kita akan solat. Shalat adalah salah satu dari Rukun Islam yang lima, berdasarkan sabda Rosulullah SAW, ”Islam didirikan diatas lima perkara: (1) Mengakui bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad SAW adalah utusan-Nya; (2) Mendirikan shalat; (3) Mengeluarkan zakat; (4) Puasa di bulan Ramadhan; (5) Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.”(H.R. Bukhari Muslim).

Shalat merupakan ibadah yang paling utama kepada Allah, karena dengan shalatlah kita dapat berkomunikasi dengan Allah Sang Maha Pencipta. Dan shalat pulalah ibadah yang akan pertama kali dihisab oleh Allah di hari kebangkitan kelak. Shalat inilah ibadah yang dapat mempengaruhi nilai ibadah lainnya. Seorang ahli ibadah sekalipun jika tidak shalat maka sia-sia semua amalan ibadahnya. Seseorang yang nilai shalatnya baik, maka semua amalan ibadah yang lain akan ikut baik pula, begitu pula sebaliknya.

Namun pada kenyataannya,di sekitar lingkungan kita banyak dari orang-orang muslim yang meninggalkan suatu kewajiban,yaitu kewajiban akan  sholat. Mereka lebih mementingkan urusan dunia dari pada urusan akhirat. Mereka lupa akan firman Allah SWT  yang berbunyi:

وما خلقت الانس إلاّ ليعبدون

Artinya ;” Dan tidak aku ciptakan manusia itu melainkan beribadah kepadaku”.

Dunia telah membuat mereka lalai sehingga mereka tidak memperhatikan kewajiban-kewajiban mereka menjadi seorang muslim. Lanjutkan membaca “sholat Makhtubah”

Negara Islam Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. LATAR BELAKANG

Salah satu peristiwa bersejarah yang meninggalkan bekas dalam catatan sejarah negeri ini adalah berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) di awal masa kemerdekaan bangsa Indonesia, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945. Hanya berselang 4 tahun telah terjadi pemberontakan di negara sendiri setelah diproklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Topik ini akan selalu dan tetap menarik untuk dibahas dan diperbicangkan. Lengkap dengan segala pendapat para ahli maupun saksi-saksi sejarah terhadapnya. Kelompok NII ini dianggap sebagai kelompok kaum pemberontak dan separatis pengacau keamanan dan stabilitas negara.

Negara Islam Indonesia adalah sebuah gerakan kelompok Islam yang berjuang menegakkan negara Islam dengan visi membangun negara seperti yang pernah dibangun oleh Rasulullah SAW, pada periode Madinah. Negara Madinah dianggap negara yang ideal untuk membangun tatanan masyarakat yang adil, makmur, dan berperadaban tinggi. Umat Islam tidak layak hidup dalam tatanan pemerintahan kafir atau paling tidak dalam tatanan negara yang diadopsi dari kaum kafir. Lanjutkan membaca “Negara Islam Indonesia”